Daftar Isi:
Bertahan hidup menjadi tujuan hampir seluruh penduduk dunia saat ini. Di tengah merebaknya wabah covid-19 corona, semua berusaha untuk bisa bertahan. Ada yang masih bertahan dan berjuang untuk nafkah harian. Ada juga yang bertahan dengan cara diam di rumah. Atau bekerja dari rumah, kita kenal dengan work from home (WFH).
Cara bertahan hidup orang bermacam-macam. Bagi yang bertahan hidup dengan masih mencari nafkah, tentu mau tidak mau mereka tetap harus keluar rumah. Yang bekerja di belakang meja masih bersyukur, bisa meneruskan pekerjaannya dari rumah.
Baca juga:
* Pilih Sabun atau Hand Sanitizer Untuk Cegah Virus Corona?
Semua ingin bertahan hidup. Memilih menghindar dari berbagai kemungkinan terpapar virus corona di luar rumah. Dan ada yang bertahan hidup dengan keluar rumah, dengan semangat mencari berbagai peluang. Dengan harapan, saat pulang kerumah bisa membawa uang untuk belanja kebutuhan harian keluarga.
Semua bertujuan mulia, masih ingin tetap hidup. Untuk menafkahi keluarga yang tinggal di rumah. Dan masih ingin punya banyak kesempatan untuk lebih ingat kepada penciptanya dan banyak berbuat kebaikan.
Kita tidak dulu membahas perbedaan ini lebih lanjut soal ya. Bakal panjang ceritanya.
Empati buat semuanya. Tabik
Bagaimana Cara Bertahan Hidup di tengah Wabah Corona?
Saya berada 1 (satu grup) dengan admin-admin media sosial (Instagram) Lampung. Tadi malam, Jumat (10/04/2020) seorang kawan membagikan sebuah tautan status twitter.
Mr Ali, kami memanggilnya, admin akun twitter dan instagram @infolampung yang membagikan tautan tersebut. Dan hanya memberikan komentar singkat;
“Ini benar adanya…” (titiknya ada tiga).
Mr Ali, guru Bahasa Inggris di Lembaga Indonesia Amerika (LIA) Lampung, membagikan link tersebut setelah saya berbagi screenshot status Ernest Prakasa di twitter.
“Jangan berpikir untuk harus tetap ceria. Jangan memaksa untuk harus tetap produktif. Di masa-masa kelam ini, kita hanya perlu bertahan hingga badai reda. Bertahan, itu sudah cukup.” Kata @ernestprakasa.
Dengan rasa penuh penasaran, saya membuka link dari Mr. Ali itu. Yang ternyata adalah status dari Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO)., Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dari akun twitternya yang sudah bercentang biru itu, Dr. Tedros mengatakan, “@WHO has been working 24/7 to provide countries with guidance & support to stop #COVID19. Here is a timeline of key developments & actions taken so far. We thank countries & partners for their commitment to end the pandemic, but we still have a long way to go. Solidarity!”
Tedros me-retweet dengan reply sebuah status @WHO. “As we mark 100 days since the first case of what we now call #COVID19 now was notified to WHO, here is the timeline of key events and efforts taken to stop the #coronavirus from spreading.”
Dan ada sebuah video yang menjelaskan upaya yang perlu diambil untuk menghentikan penyebaran coronavirus.
Baca juga:
* Cara Membuat Disinfektan Wipol Untuk Membasmi Virus Corona
5 Tindakan Pahlawan untuk Menghentikan Penyebaran Virus Corona
Dalam satu status lainnya, Tedros juga mengatakan: “I would like to thank @readmark and @WPP for their support and creativity as we fight #COVID19. Messages of solidarity and shared purpose can help us all at this time, as we see in this inspiring new spot for our Five Heroic Acts campaign. #coronavirus”
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada @readmark dan @WPP atas dukungan dan kreativitas mereka saat kami berjuang melawan # COVID19. Pesan solidaritas dan tujuan bersama dapat membantu kita semua saat ini, seperti yang kita lihat di spot baru yang menginspirasi ini untuk kampanye Five Heroic Acts kami.” Kata Tedros.
(Benar ga terjemahan dari google translate ini Mr. Ali? :D)
5 aksi heroik untuk menghentikan penyebaran virus corona ini, saya artikan menjadi “5 aksi heroik untuk bertahan hidup”.
Kita butuh kepastian cara bertahan untuk hidup. Karena virus ini belum ada vaksinnya. Dan kita tidak tahu siapa saja yang membawa/carrier virus covid-19.
Walaupun seseorang sehat, kalau ternyata dia pembawa virus, bisa saja dia menyebabkan orang lain ikut terpapar. Bisa menyebabkan anggota keluarganya yang sedang lemah imune-nya meninggal. Sedih.
Coba lihat Video “Five Heroic Acts campaign” dari WHO di bawah ini:
As we mark 100 days since the first case of what we now call #COVID19 now was notified to WHO, here is the timeline of key events and efforts taken to stop the #coronavirus from spreading.pic.twitter.com/RkmcmQ8gkj
— World Health Organization (WHO) (@WHO) April 9, 2020
Berikut poin-poin cara menghentikan virus corona:
1. Hiding
Bersembunyi bagi banyak orang itu adalah tindakan pengecut atau penakut. Apalagi kalau bersembunyi di saat perang zaman kerajaan dulu.
Bersembunyi kali ini adalah dengan diam tinggal di rumah. Tidak kemana-mana dulu kecuali terpaksa.
2. Laying Low
Belakangan ini banyak muncul meme-meme lucu mengenai rebahan. Dan memang bukan sekadar lucu, itu adalah imbauan yang sudah benar.
Dengan rebahan kita sudah menyelamatkan banyak orang.
3. Napping
Tidur siang? Ya, ini mungkin hanya sebuah gambaran saja.
Walaupun tidak melakukan apa-apa di rumah, hanya tidur saja, itu seduh merupakan tindakan heroik.
4. Not Getting Near it
Ini imbauan yang masih masuk di akal banyak orang. Jangan mendekatinya (mendekati virus).
Masalahnya kita saat ini tidak tahu siapa yang sudah terpapar virus, siapa yang membawa penyebarannya (carrier).
Kita tidak tahu apakah diri kita sendiri sudah terpapar namun tidak sakit. Karena kebetulan imunitas tubuh lagi bagus dan tidak memiliki penyakit bawaan.
Jadi, jangan coba dekat-dekat dengan ‘virus’ ini, kita seperti menghadapi musuh beda dimensi. Tidak terlihat namun nyata adanya.
Ingat ya “jauhi virusnya”. Bukan usir orang yang ‘positif’ atau tolak mayat saudara-saudara kita yang duluan menghadap Ilahi dengan lantaran corona tersebut.
5. Playing Games, staring at screen, staring at anything
Bermain game di HP, memandingi chat kawan-kawan dan keluarga di grup Whatsapp. Juga memandang langit-langit rumah (bengong), memandang isi kulkas, memandang situasi diluar dari dalam rumah.
Itu semua sudah aksi nyata melawan penyebaran Covid-19. “All are the stuff of heroes.”
Baca juga:
* Sabun Anti Bakteri atau Sabun Mandi Biasa, Mana Terbaik?
Setiap Generasi Ada Masanya
Setiap generasi memiliki masanya masing-masing. Dimana pengerbonan individu menghasilkan jalan. Untuk kebaikan generasi berikutnya. Satu tujuan yang lebih tinggi.
Inilah masanya kita. Tetap tinggal di rumah. Lawan Covid-19 dengan 5 aksi heroik ala WHO tesebut.
Baru kali ini melihat kampanye kesehatan, kampanye bertahan hidup, yang seperti ini. Tidak terbayang dulu di zaman perang pemerintah berkampanye mengajak rakyatnya untuk keluar rumah angkat senjata.
Di masa kita sekarang ini, berbeda. Diam bersembunyi di rumah, rebahan, tidur siang, tidak dekat-dekat dengan virus corona, dan bermain game serta memandangi apa saja. Itu semua adalah aksi nyata untuk memerangi penyebaran coronavirus yang tidak terlihat secara kasat mata.
Baca juga:
* Cara Membuat Masker Kain Murah dan Sederhana, Bisa Dicuci
“Ini masanya kita”.
Waktunya kita untuk ‘berperang’, waktunya kita untuk melakukan aksi nyata. Diam di rumah, jangan kemana-mana.
Buat semua kawan-kawan, baik yang #dirumahaja maupun yang tetap bekerja di luar, semoga kita semua bisa bertahan hidup dari semua ini.
Tetap semangat. Jangan lupa berdoa dan beribadah.