Daftar Isi:
Keterampilan interpersonal mungkin sedikit terlupakan bagi para karyawan yang fokus pada keterampilan teknis. Padahal banyak fakta membuktikan bahwa interpersonal skills adalah faktor yang membedakan dalam pertumbuhan karir.
Dilansir Udemy.com, sebuah studi menunjukkan bahwa bidang yang dianggap kurang dari lulusan perguruan tinggi adalah soft skill. Seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kerja tim.
Meskipun sekitar 87 persen lulusan tersebut merasa yakin bahwa mereka cukup siap untuk berhasil di tempat kerja. Namun hanya 50% manajer yang mempekerjakan mereka yang berbagi optimisme ini.
Baca juga:
* 7 Pekerjaan yang Menghasilkan Uang Dari Rumah Saat Wabah Corona
Keterampilan interpersonal yang nyata itulah yang penting
Bagaimana dengan istilah soft skills? Ada yang menarik dinyatakan oleh guru kepemimpinan, Seth Godin. Dia berpendapat bahwa sebaiknya kita tidak menggunakan istilah tersebut.
Dengan menyebut lunak, ada kesan seolah-olah lebih terlihat kurang penting dibanding hard skills. Seperti kemampuan memahami masalah keuangan, mengelola proyek, atau menyelesaikan ragam pekerjaan kita lainnya.
Ada baiknya, Seth Godin berpendapat, kita menggunakan istilah keterampilan interpersonal. Sebuah keterampilan nyata yang kita semua butuhkan untuk memaksimalkan efektivitas dalam peran kita.
Ada benarnya juga ya. Beberapa kali bekerja di organisasi internasional, saya melihat pentingnya interpersonal skills.
Bukan kemampuan teknis yang kurang yang menyebabkan kepemimpinan tidak efektif. Atau menyebabkan organisasi yang tida efisien atau budaya kerja yang kurang bagus. Tapi itu karena keterampilan interpersonal yang buruk.
Bayangkan saja kalau seorang pemimpin tidak tahu cara berkomunikasi yang baik. Tidak mengerti cara memengaruhi dan menginspirasi karyawannya. Atau karyawan yang tidak mampu mengembangkan kemampuannya untuk mengelola stres saat bekerja.
Bisa saja terjadi ada saling serang antar karyawan. Bos yang mudah marah tanpa peduli bagaimana karyawannya sudah maksimal bekerja.
Semua tidak bisa melihat perbedaan masing-masing individu. Tidak bisa berkolaborasi dengan efektif.
Perlu digarisbawahi. Pemimpin atau karyawan yang memiliki keterampilan interpersonal yang kuat, akan meningkatkan berkembangnya tingkat profesional mereka. Akan meningkatkan kerjasama tim dan akan memengaruhi budaya organisasi yang positif.
4 Keterampilan Interpersonal yang Harus Dikembangkan
Bagaimana kita harus memulai untuk meningkatkan kemampuan interpersonal ini? Keterampilan bagaimana yang harus dikembangkan? Simak hal-hal di bawah ini ya.
1. Self-Awareness (Kesadaran diri)
Self-awareness adalah soft skill yang penting sebagai dasar kecerdasan emosional. Kalau seseorang sadar diri, dia akan tahu seberapa kuat dia. Dia akan mengetahui peluang untuk tumbuh, pemicu keberhasilan, nilai-nilai kerja, dan hal-hal sejenisnya.
Dengan mengetahui kekuatan diri seseorang dapat menggunakannya sebagai aset untuk kesuksesan mereka. Akan bertindak hati-hati saat ada yang memicu kemaran. Mereka bisa berkembang di bidang yang paling mereka butuhkan.
Bisa jadi sebagian dari kita pernah bekerja dengan seseorang yang ‘buta’ akan sadar diri. Kita bisa melihat secara langsung, bagaimana kurangnya kesadaran diri dapat membahayakan. Bahaya bagi individu dan bahaya bagi organisasi secara keseluruhan.
Tanpa wawasan tentang kekuatan diri, seorang karyawan mungkin akan kurang mencapai potensi maksimalnya.
Tanpa pemahaman tentang bidang apa yang mereka bisa berkembang, seorang karyawan dapat gagal mengembangkan karir. Dan bisa saja dengan tidak sengaja memberikan dampak negatif kepada rekan kerjanya. Dan juga bahkan bisa menggagalkan karier rekannya.
Bagaimana cara meningkat self-awareness? Cara paling baik adalah dengan refleksi diri dan umpan balik.
Ada banyak pelatihan dan kursus yang bisa membantu kamu meningkatkan wawasan atas diri kamu.
2. Empati
Sama pentingnya dengan sadar diri adalah rasa empati. Keterampilan interpersonal ini adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain.
Dengan memiliki empati bisa membantu kamu membangun hubungan yang lebih baik dan memenuhi kebutuhan orang-orang di sekitar kamu. Karena dengan demikian akan bisa selaras dengan apa yang dianggap penting oleh masing-masing kamu.
Dengan empati memungkinkan kamu lebih mengenali dampak yang bisa saja terjadi kalau kamu melakukan sesuatau ke orang lain.
Dengan memiliki kemampuan mengukur orang lain kamu bisa menyesuaikan pendekatan personal. Dan bisa berkomunikasi dengan mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi.
Sudah banyak pemimpin yang memiliki empati, memimpin karywannya dengan cara yang disenangi karyawan. Hal ini adalah sebuah kecerdasan secara emosional.
Bisa memahami bahwa pemimpin terbaik memimpin dengan empati dengan mempertimbangkan kebutuhan individu masing-masing karyawan.
Dengan empati bisa membantu karyawan mengembangkan budaya kerja yang baik. Ada peluang meningkatkan motivasi, mempengaruhi, dan melatih karyawan agar bekerja dengan baik. Juga akan membantu mereka menjadi lebih efektif saat mengelola konflik.
3. Mengelola emosi
Hidup ini bisa saja menjadi stres. Pekerjaan yang menumpuk, tujuan ambisius, ada perbedaan pendapat dengan rekan kerja. Atau beban kerja yang besar dapat menciptakan tekanan.
Tekanan di rumah, bisa dari masalah hubungan dengan pasangan, masalah keuangan. Bisa juga karena tidak seimbangnya antara kerja dan kehidupan rumah tangga. Hal ini bisa terbawa ke tempat kerja.
Karyawan terbaik adalah mereka bisa belajar cara mengelola tekanan-tekanan tersebut. Bisa mengelola berbagai bentuk emosi negatif yang mungkin muncul sebagai akibatnya.
Sementara dengan kesadaran diri kita bisa mengenali diri kita mudah tersinggung, cemas, atau terancam.
Kemampuan mengatur emosi-emosi ini akan membantu mempertahankan ketenangan. Serta mencegah perilaku apa pun yang mungkin kemudian hari akan kita sesali.
4. Keterampilan mendengarkan
Di era saat ini mendengarkan itu bisa menjadi sebuah tantangan cukup besar. Kita hidup di zaman dengan “gangguan digital” hampir 24 jam. Membuat kita jauh dengan orang-orang terdekat.
Iklim budaya secara umum, banyak orang lebih peduli dengan mengekspresikan sudut pandang mereka sendiri daripada mencoba untuk menerima dan memahami perspektif yang berbeda.
Ditambah lagi dengan kepentingan pribadi yang sering menyertai. Faktor-faktor ini bisa berkontribusi dengan suasana di tempat kerja. Karyawan bisa tidak memiliki kesabaran dan motivasi untuk benar-benar mendengarkan satu sama lain.
Dengan keterampilan mendengar, seseorang akan memiliki sejumlah keunggulan. Bisa lebih efisien, karena lebih mampu menyerap dan memanfaatkan informasi. Bisa mengembangkan empati yang lebih besar, karena dengan menerima apa yang dikatakan orang lain bisa memahami apa yang penting bagi orang lain tersebut.
Bisa membangun hubungan yang lebih kuat dengan rekan kerja, karena rekan kerja akan merespons secara positif ketika mereka merasa sedang didengar.
Dan, sebagai seorang pemimpin, akan dapat menciptakan penerimaan yang lebih besar dari karyawan. Karena dia memahami masalah dalam timnya dan memahami cara mengatasinya.
Kesimpulan
Sekarang kamu sudah memiliki gambaran ya mengenai pentingnya interpersonal skill. Baik di tempat kerja, komunitas, keluarga, dan lainnya.
Suatu organisasi dengan orang-orang yang memiliki keterampilan interpersonal yang baik akan memiliki persaingan positif di dalamnya. Jauh dari sikap yang tidak perlu dan membuang-buang waktu saja.
Baca juga:
* 10 Ide Kreatif yang Bisa Kamu Lakukan di Rumah Saat WFH
Akan tercipta budaya saling menghormati di dalamnya. Ini akan berkontribusi pada kepemimpinan dan kolaborasi yang lebih baik. Sehingga akan memberikan dampak positif secara keseluruhan dalam organisasi tersebut.
Semoga artikel mengenai keterampilan interpersonal ini bisa bermanfaat.