Bagaimana Resto dan Cafe Menerapkan ‘New Normal’?

By | May 19, 2020
Share Article:

Bagaimana cafe dan restauran menghadapi situasi saat ini di tengah pandemi virus corona? Ada social distancing dan physical distancing. Yang berarti harus ada jarak antar pengunjung cafe dan restoran. Bagaimana menerapkan new normal di cafe dan resto?

Kali ini kita akan membahas bagaimana resto dan cafe menerapkan new normal pasca dilonggarkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia.

Baca juga:
* 10 Ide Kreatif yang Bisa Kamu Lakukan di Rumah Saat WFH

Akan mengambil contoh sebuah resto di Belanda yang menerapkan new normal pasca pelonggaran masa lockdown.

Bukan bahasan seorang ahli. Hanya mengeluarkan uneg-uneg saja.

Seorang kawan menelpon saya tadi malam. Dia seorang pemilik rumah makan di Kota Bandar Lampung. Ngobrol ngalor ngidul dia bercerita akan menyesuaikan rumah makannya selama berlangsungnya pandemi ini. Tujuannya ya agar pengunjung merasa aman dan nyaman saat makan.

Pertanyaan saya adalah, yang harus berjauhan itu siapa? Misal saya bersama istri datang untuk makan, apa kami berdua harus disekat di meja makan?

Padahal sehari-hari di rumah kami hampir selalu berdekatan. Pergi ke rumah makan pun berdekatan. Apalagi kalau naik kendaraan roda dua, pasti ya boncengan bukan?

Lalu sampai di rumah makan kami harus disekat. Dipisah dengan sesuatu yang menghalangi droplet (yang mungkin membawa virus) untuk menyebar.

Hal ini mungkin yang menjadi PR bagi banyak resto dan cafe saat ini ya. Bagaimana caranya agar pengunjung merasa aman dan nyaman saat makan. Begitu juga seluruh staf resto dan cafe, juga harus aman dari pengunjung.

Staf resto harus tetap bisa memberikan pelayanan terbaiknya agar pengunjung merasa senang. Staf juga harus mengerti dan menyadari pentingnya protokol kesehatan terkait virus corona.

https://www.instagram.com/p/B-irSGEg3b4/

(Video mengenai disinfektasi di sebuah resto di Kota Bandar Lampung)

Dan pengunjung pun harus menyadari, mungkin saja dirinya membawa virus corona. Sehingga semua pengunjung sama-sama berhati-hati. Semuanya harus sama-sama merasa aman dan nyaman.

Industri Rumah Makan Terpukul

Industri rumah makan pasti terpukul saat ini. Yang tadinya ramai, tiba-tiba harus kehilangan banyak pengunjungnya. Karena ada imbauan dan juga larangan untuk berkumpul di tempat umum.

Banyak cafe dan resto yang memiliki akun media sosial saat ini. Sehingga meskipun tidak menerima tamu yang makan di tempat, mereka tetap bisa aktif promosi.

Tapi ya itu, segencar-gencarnya promosi di media sosial tetap saja tidak ada pengunjung bukan. Pembeli hanya bisa memesan secara online.

Ada yang langsung melalui Direct Message Instagram dan Whatsapp. Ada juga yang melalui penyedia layanan antar makanan. Seperti GoFood dan GrabFood.

Beda dengan kalau konsumen langsung datang ke restoran atau cafe. Ada kemungkinan akan membeli makanan lain selain yang dia inginkan. Memesan secara online, berarti dia hanya memesan yang dia inginkan saat itu saja.

Sepi pembeli sepi pemasukan.

Industri Resto dan Cafe saat New Normal

Restoran saat new Normal - facebook penguin eat shabu
Suasana sebuah reso di Thailand. (Gambar: Facebook Penguin Eat Shabu)

Yang menjadi pertanyaan saya saat ini adalah, bagaimana restoran dan cafe di Indonesia di masa ‘new normal’ nanti.

Apa iya new normal kalau perlikanya belum new atau baru. Kalau masih dengan pola kebiasaan lama tentu saja ini bukan termasuk ‘new normal’ bukan?

Dalam sebuah kesempatan, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita menjelaskan hal ini.

Menurutnya, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan. Hal ini untuk mencegah terjadinya penularan virus Covid-19.

Jadi untuk bisa beraktivitas secara normal kembali kita harus menambahkan protokol kesehatan yang tepat. Kembali bekerja, kembali belajar di sekolah dan kampus. Kembali bersosial di cafe dan resto.

Tapi syaratnya adalah harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain. Sebisa mungkin menghindari kerumunan banyak orang.

Jangan berdesak-desakan. Selagi bisa di rumah, ya tetap bekerja atau belajar di rumah saja.

Dengan demikian, resto dan cafe juga harus bisa menerapkan new normal ini.

Baca juga:
* Pilih Sabun atau Hand Sanitizer Untuk Cegah Virus Corona?

Konsep Rumah Kaca yang Terpisah

konsep Serres Séparées - rumah kaca yang terpisah - rumah makan resto new normal - Anne Lakeman and Willem Velthoven 1
Resto berkonsep Serres Séparées ( rumah kaca yang terpisah) di Amsterdam. (Gambar: Anne Lakeman and Willem Velthoven)

Saat berselancar di dunia maya, saya menemukan sebuah artikel menarik mengenai new normal di restoran.

Satu restoran yang berada di Kota Amsterdam mencoba sebuah konsep unik new normal. Kalau resto lain saya lihat membatasi orang yang ada di satu meja. Sedangkan bisa jadi ada banyak orang lalu lalang di belakang punggung kita.

Resto ini uniknya menjadikan konsep new normal social distancing ini menjadi sesuatu yang menarik dan fotogenik.

Konsepnya adalah “Serres Séparées”, bahasa Prancis yang artinya kira-kira “rumah kaca yang terpisah”.

Resto ini berada di Oosterdok, sebuah dermaga di ibu kota Belanda.

konsep Serres Séparées - rumah kaca yang terpisah - Anne Lakeman and Willem Velthoven 2
(Gambar: Anne Lakeman and Willem Velthoven)

Pengunjung yang makan diberi satu meja yang berada dalam sebuah rumah kaca kecil yang tertutup. Dilayani dengan papan kayu panjang untuk suguhan makanannya.

Rencananya resto ini akan launching pengalaman bersantap dalam rumah kaca ini di bulan Juni. Saat aturan lockdown dilonggarkan.

Namun untuk bisa makan di sini, tamu harus memesan terlebih dahulu. Dan harus menjaga jarak 1,5 meter.

Pihak Restoran menerangkan, konsep rumah kaca ini hanya cocok untuk pengunjung yang “sudah akrab bersama”.

Resto tersebut juga ingin tamunya merasa aman untuk makan bersama dan berbagi makanan. Semua ruang terpisah namun orang masih bisa berbagi ruang dan berbagi makanan bersama.

Sedangkan seluruh staf resto selalu berada di luar rumah kaca. Serta memakai sarung tangan dan penutup wajah dari plastik.

Untuk makanan, staf akan menyajikan makanan menggunakan papan kayu panjang. Sehingga saat menyuguhkan ia tidak akan melewati pintu masuk rumah kaca tersebut. Papan tersebut akan rutin dibersihkan setiap selesai sajian.

Dijelaskan, resto ini akam buka di bulan Juni. Sedangkan eservasi sudah bisa dilakukan di pekan terakhir bulan Mei 2020.

Tantangan Mendesain Ulang Hospitality

Ini tentu menjadi tantangan bagi setiap pelaku usaha restoran dan cafe. Bagaimana caranya mereka bisa mengubah hospitality yang selama ini sudah mereka bangun.

Saat ini mereka harus bisa memberikan pelayanan yang ramah kepada tamunya dengan cara yang baru.

Tentu ini akan sulit dilakukan ya. Apalagi kalau resto tersebut modalnya mepet banget. Untuk bertahan di saat ini saja sudah susah. Apalagi harus investasi barang-barang baru menghadapi new normal.

Bagaiamana kita di Indonesia? Bagaimana pihak resto dan cafe menyikapi tantangan new normal kedepan.

Baca juga:
* COVID-19: Tips Aman di Rumah, Sekolah, dan Tempat Kerja

Bagaimana dengan kita sebagai tamu resto dan cafe, apa siap dengan new normal?

Semoga resto kawan saya dan juga semua resto dan cafe bisa melalui masa-masa sulit ini. Sudah memiliki ide, tips/kiat, upaya menghadapi ‘New Normal’. Dan bisa sukses di kemudian hari. Aamiin.

Sumber:
https://sea.mashable.com/culture/10594/restaurant-uses-greenhouses-so-diners-can-socially-distance-while-eating-out

Share Article: